12 Agustus 1959 adalah
hari dimana ayah dilahirkan, berasal dari keluarga yang sederhana dan memiliki
banyak saudara. Dulu ayah sering cerita kalau saudara ayah ada 14 berasal dari
Rahim yang sama dan dari bapak yang sama. Kata ayah ibunya ayah dulu adalah
orang yang paling cantik di desa, sedangkan kakek adalah orang yang tegas dan
berjiwa pemimpin sehingga kakek dulu sempat jadi kandidat pemilihan kepala
desa. Sayang Kakek dan Nenek sudah dipanggil Allah dulu sebelum aku mampu
melihatnya. Ketika remaja Ayah
tumbuh menjadi pemuda yang gagah dan memiliki banyak teman, foto kenangan masa
muda ayah juga masih tersimpan rapi sampai sekarang. Mungkin karena kegagahan
ayah itu sehingga ibuku tertarik dengan ayah. Karena kebetulan Ayahku dulu
sering mbantuin bapaknya ibu(kakek) di sawah, Ayah sendiri juga merupakan anak
dari saudaranya buyut. Jadi sudah saling mengenal akrab satu sama lain.
Ketika hendak dijodohkan dengan ibukku pada awalnya
ayahku menolak, karena pada waktu itu ibukku baru lulus SD, sementara ayah
masih ingin mendapatkan cita-citanya dulu baru menikah. Namun karena pada waktu
itu kakekku sudah ingin ayah segera menikah, maka kakek pun membujuk dan merayu
ayah supaya mau segera dinikahkan dengan ibukku. Ayah masih tidak mau dan ayah
bilang biarkan ibukku sekolah SMP dulu, akhirnya kakek punya cara untuk
membujuk ayah, karena pada waktu itu ayah ingin ikut seleksi CPNS di surabaya,
maka kakek bilang ke ayah kalau ayah tidak diijinkan ikut seleksi CPNS di
surabaya kalau tidak menikah dulu dengan ibukku, sehingga mau tidak mau ayah
akhirnya menerima tawaran dari kakek, dan ayahpun mau menikah dengan ibukku.
Setelah itu kakek memberi uang saku dan mengijinkan ayah mengikuti seleksi
CPNS, tapi sayang ayah belum berhasil lolos.
Selama menikah dengan
ibukku ayah bekerja di ladang, ayah juga aktif di LPMD Leranwetan, dan ayah
juga menjadi guru di madrasah Al-hidayah, masih ingat jelas ketika dulu aku
kecil aku selalu mengganggu ayah ketika mengajar. Dan masih teringat jelas
betapa sayangnya ayah padaku. Banyak hal yang telah diajarkan ayah, mulai dari
latihan berbicara bahasa kromo alus sama orang tua sampai kepada pelajaran
PPKN, sehingga dulu murid-murid ayah sering menanyaiku tentang Apa lambang
Negara Indonesia? Apa Pedoman Negara Indonesia? Apa bunyi pancasila sila ke
empat? Dan dengan Fasihnya aku menjawab pertanyaan mereka, waktu itu usiaku
masih sekitar 5 tahun. Ketika aku sudah beranjak sekolah MI, aku tumbuh menjadi
anak yang sangat manja. Sedikit-sedikit laporan dan nangis ke ayah, apalagi kalau
digoda atau dijahatin sama temen-temen masa kecil, pernah suatu ketika ayah
memarahi temen kelasku sampai temen kelasku nangis karena telah mendorong aku
sampai jatuh. Akhirnya setiap berteman denganku teman-temanku selalu hati-hati
dan jangan sampai membuat aku menangis. Setelah lulus dari MI AL-hidayah,
ayahku menyuruhku untuk melanjutkan sekolah di Mts Al-Hidayah, karena merasa
bahwa sekolahan Al-hidayah itu adalah sekolahannya sendiri, dimana ayah dulu
juga merupakan salah satu perintisnya. Ketika Mts aku tidak terlalu
diperhatikan ayah, karena pada waktu itu kebetulan Mbakku lagi menuju ke masa
kuliah. Dimasa itu aku masih bisa merasakan betapa ayah berjuang untuk keluarganya. Karena
berpuluh puluh tahun mengajar di MI AL-Hidayah ayah belum juga diangkat menjadi
pegawai Negeri, dan Gaji ayah pun masih sangat minim, bahkan kadang juga tidak
mendapat gaji. Sementara kebutuhan ekonomi keluarga semakin meningkat, ayah
ingin bisa menkuliahkan mbakku meski ekonomi kita pas-pasan. Akhirnya ayah
memutuskan untuk mengundurkan diri dan tidak mengajar lagi. Ayah banting setir
menjadi wiraswasta dengan mencoba bisnis penambangan batu saren / batu kapur.
Al-hamdulillah dengan usaha ayah itu mbakku bisa kuliah sampai jadi sarjana. Setelah
mbakku kuliah besar harapan dari ayah untuk mbakku, mbakku disuruh kuliah
mengambil pendidikan agar nantinya bisa mengajar menjadi guru dan menjadi PNS,
selesai lulus kuliah mbakku mencoba mengikuti tes CPNS, Namun mbakku masih
belum berhasil dan ayah pun masih berbesar hati tetp memberi semangat ke mbakku
untuk mengikuti tes CPNS Tahun depan.
Selama 2 tahun setelah
lulus kuliah mbakku masih juga belum mendapatkan kerjaan tetap. Sementara pada
waktu itu aku kelas 3 MAN yang mau menginjak masa kuliah. Sejak dulu aku ingin
sekali selalu menjadi anak yang jadi kebanggaan dan kebahagiaan ayah dan ibu.
Sehingga semasa sekolah dulu aku selalu serius belajar agar bisa mendapatkan
prestasi, Al-hamdulillah dari kelas 1 sampai kelas 3 MAN Tuban aku selalu
mendapatkan rangking 1, sehingga Ayah sangat bangga ketika para wali murid
diundang untuk menerima rapot. Dari situ aku mulai sadar bahwa aku tidak boleh
merepotkan orang tua, uang beasiswa rangking 1 pun selalu aku pakai untuk
daftar ulang sekolah, sehingga ayah tidak perlu kerepotan untuk membiayai
sekolahku. Sampai pada akhirnya wisuda purna siswa MAN Tuban ayah diundang
untuk memberi sambutan atas nama wali murid, betapa bangga dan senangnya ayah
waktu itu bisa tampil dipanggung di hadapan guru dan kepala sekolahku disisi
lain aku mulai menata masa depan, aku ingin kuliah diperguruan tinggi favorit, sebenarnya
dari benak hati aku ingin mengambil jurusan social politik di UGM, namun ketika
melihat kakakku yang setelah wisuda masih belum mendapat pekerjaan, akhirnya
aku mencoba berfikir ulang bahwa kuliah adalah kesempatan aku untuk menimba
ilmu dan batu loncatan agar dapat memiliki karir yang bagus, akhirnya aku
memutuskan untuk kulaih mengambil teknik agar bisa bekerja di perusahaan besar
nantinya. Setelah aku bilang ke ayah bahwa aku ingin mendaftar di perguruan
tinggi favorit di luar kota, ayahku langsung marah. Ayah bilang apa yang akan
dijadikan biaya? Ayah tidak punya banyak uang, kakakmu juga masih belum
mendapat pekerjaan, malah minta kuliah S2 lagi. Bagaiamana nanti kalau ayah
tidak sanggup membiayai kuliahmu dipertengahan kuliah?, mendengar kata-kata
ayah itu hatiku langsung menangis. Tidak pernah sesakit ini rasanya mendengar
perkataan ayah. Akhirnya keesokan harinya di kelas aku masih saja memikirkan
apa yang ayah bilang, aku tak sanggup untuk tidak mengeluarkan air mata. Sampai
pada waktu itu ada seorang guruku yang care dan menanyai kenapa aku menangis,
kemudian aku cerita semuanya bahwa sebenarnya aku ingin kuliah diperguruan
tinggi favorit, tapi ayahku tidak mengijinkan dan menyuruhku kuliah di dalam
kota saja yang biayanya murah. Guruku kemudian berpesan mbak kalau punya
cita-cita harus digenggam erat, pasti banyak halangan dan rintangannya, kalau
mau jadi sukses harus berani keluar dari daerah dulu, karena kita harus melihat
luar dulu untuk bisa menjadi orang yang berkembang. Kalau sekarang masalahnya
adalah karena biaya berarti bagaimana caranya supaya sampean bisa kuliah tanpa
harus merepotkan orang tua untuk membiayai. Mendengar nasihat itu aku langsung
berasa ada semangat lagi. Setelah itu aku mulai menyibukkan diri untuk browsing
mencari beasiswa kuliah, pada waktu itu aku nyari beasiswa dari perusahaan
semen, djarum, astra dll tapi tidak ada.sampai akhirnya aku menemukan ada
beasiswa dari pemerintah yaitu beasiswa Bidik misi yang memberikan biaya
persemester 5juta dan biaya hidup 500ribu tiap bulan. Akhirnya aku mencoba
melengkapi semua berkasnya dengan dibantu oleh bu Nurma guru BP MAN Tuban, Pak
Syaifudin yang waktu itu waka kurikulum MAN Tuban dan pak Sumari yang dulu adalah
kepala Sekolah MAN Tuban. Setelah berkas semuanya beres akhirnya berkas aku
kirim ke PENS-ITS. Al-hamdulillah namaku ada diantara penerima beasiswa bidik
misi di PENS-ITS. Aku langsung menceritakan dan menunjukkan kepada ayah kalau
aku sudah diterima di PENS-ITS dengan jalur beasiswa. Ayahku sangat bersyukur
dan senang sekali, sampai akhirnya ayah memberi hadiah batu saren/batu bata
kepada MAN Tuban untuk membantu pembangunan MAN Tuban.
Ketika duduk dibangku
kuliah semester pertama kabar duka menyelimuti keluarga kami. Mbakku mengalami
musibah kecelakaan ketika hendak pergi untuk mengisi seminar di mojokerto,
tepat 10-10-2010 ia dikuburkan. Aku lihat betapa Ayah dan ibukku adalah orang
yang sangat tegar. Mereka tidak penah menunjukkan air mata mereka didepanku,
aku yakin kita sekeluarga pasti sangat sedih apalagi ayah yang sebenarnya
menaruh harapan besar kepada mbakku diusia yang sudah waktunya untuk menikah. Setelah
kehilangan mbakku, ayahku menjadi sangat protektif kepadaku. Serasa ayah
benar-benar ingin menjaga aku agar aku tidak kena apa-apa karena tinggal aku
saja anaknya. Aku pun merasa kehilangan, sehingga semasa kuliah waktuku aku
sibukkan dengan kuliah dan organisasi agar tidak ada celah waktu untuk aku
meratapi kepergian mbakku. 4 tahun berlalu tibalah saatnya menjelang aku
mengerjakan Tugas Akhir/Skripsi. Pada bulan agustus 2014 aku tengah sibuk
menyelesaikan tugas akhir, sampai ketika ada kabar ibukku habis jatuh dari
motor, ayah tidak mengabariku. Mungkin karena takut mengganggu konsentrasiku. Waktu
itu dosen pembimbingku ingin mengajak aku dan temen-temen satu tim tugas akhirku
untuk berkunjung ke university of Malaya. Pada awalnya aku tidak berani bilang
ke ayah, karena aku takut ayah tidak akan mengijinkan karena ayah tidak punya
banyak uang untuk memberi uang saku. Sampai pada akhirnya aku memberanikan diri
untuk memberi tahu ayah. Dan ternyata benar dugaanku ayah tidak mengijinkan aku
karena ayah tidak punya banyak uang, apalagi ibukku habis jatuh, mendengar
kabar itu aku langsung ingin segera pulang. Dan aku pun bilang ke temen-temen
satu tim bahwa aku tidak bisa ikut ke Malaysia, akhirnya dosen pembimbingku
menyuruhku untuk pulang terlebih dahulu melihat keadaan ibukku. Sesampainya
dirumah diskusi pun dimulai, ibukku bilang ke ayah supaya megijinkan aku untuk
pergi ke Malaysia bersama tim tugas akhirku, ibu bilang biarkan toh anakmu
melihat kehidupan diluar negeri, wong dia ingin berkembang kok dicegah, kan
masih enak tidak membiayai pesawatnya kesana. Akhirnya ayah mengijinkan aku
untuk pergi ke Malaysia bersama tim tugas akhirku. Meski tidak berbekal banyak
uang saku aku tetep merasa senang karena akhirnya ayah memberikan ijin.
Satu bulan kemudian
adalah hari dimana aku diwisuda. Melihat betapa antusiasnya ayah ingin
menyambut wisudaku, sehingga 3 mobil beserta rombongan pun digiring ke kampusku
untuk menyambut wisudaku. Moment yang paling bahagia yang aku rasakan disaat
semua orang-orang yang aku sayangi hadir disekelilingku. Tapi setelah wisuda
itu aku lihat ayah mulai khawatir dan selalu menyuruhku untuk mulai menitih
kariragar bisa mandiri. Mungkin karena ayah berfikir tidak ada tumpuan lagi
yang bisa aku andalkan, sehingga aku harus mulai mandiri dan nantinya bisa menghidupi
ayah dan ibu. Aku mencoba untuk daftar di semen Indonesia, karena kebetulan
lokasinya di tuban dan gresik dan semen merupakan perusahaan besar, tapi
sayangnya aku belum berhasil lolos. Kemudian ada seleksi CPNS aku bilang ke
ayah yah ada seleksi CPNS loh.. Ayah langsung menyuruhku daftar karena dari
dulu ayah ingin sekali menjadi CPNS sampai-sampai menurunkan cita-citanya ke
mbakku. Tapi Allah sudah memanggil mbakku duluan. Akhirnya aku pun daftar aku
bilang ke ayah yah ini formasinya yang CPNS di Tuban kurang menarik yah, aku
pengennya yang di kementerian pendidikan dikantor pusat Jakarta boleh nggak
yah? Biar aku tau bagaimana pemerintah pusat mengelola pendidikan di negeri
ini, dan syukur-syukur kalau aku bisa ikut membantu pendidikan Indonesia yah, Ayah
kemudian bilang kenapa gak boleh? Kalau niat mulia itu ya dilaksanakan dan
kalau kerja itu ya jangan takut karena daerahnya jauh dari rumah. Aku sadar
betapa besar hatinya ayah, padahal dengan kondisi anak yang tinggal
satu-satunya dalam hati kecil ayah pasti ingin anaknya selalu bersamanya, tapi
ayah lebih mementingkan masa depanku dan apa yang menjadi cita-citaku. Sambil
menunggu pengumuman kelulusan CPNS aku nyambi bekerja menjadi tentor pelatihan
website di CV Carba yang bekerja sama dengan disnaker. Ayah selalu menanyakan
bagaimana kabar CPNSnya nduk sudah pengumuman? Sampai aku bilang ke ayah yah
ayah tidak usah terlalu banyak berharap ya, aku takut nanti kalau gak ketrima
ayah malah kecewa. Ayah kemudian bilang gpp nduk yang penting berdoa dan
tawakkal, kan usahanya sudah toh? Nggeh yah sautku.
Dan ketika bulan
februari pengumuman CPNS pun sudah keluar, Al-hamdulillah ada namaku didaftar
peserta yang lolos tes CPNS Kmendikbud, ini semua berkat doa yah dan ibu. Aku
pun langsung mengabari ayah, waktu memberi kabar aku bukannya senang tapi malah
menangis aku sedih karena penempatannya di Jakarta, itu berarti aku harus
merantau lagi, tapi ayah dan ibukku bilang kok malah sedih toh nduk, harusnya
tambah bersyukur sudah diparingi Allah jalan untuk memperoleh karir yang baik. Setelah
itu aku langsung pulang karena ayah menyuruhku supaya aku di rumah saja sambil
menunggu SK CPNS. Waktu dirumah aku tidak sadar kalau sebenarnya ayahku lagi
sakit, berbagai gajala mulai dari tidak nafsu makan, mual, muntah, lemes sudah
ayah rasakan sejak bulan nopember, tapi aku pikir ayah hanya sakit biasa,
sampai pada akhirnya aku mengantarkan ayah ke berbagai dokter dan ke klinik
untuk tes laboratorium, bahwa ayah cuman
sakit biasa. Sampai akhirnya ayah minta diopname di rumah sakit. Dan ketika
opname dokter spesialis pun memanggilku ke ruangnya, dokter bilang kalau ayah
sampean ini positif kena gagal ginjal mbak, tapi ini diobati dulu untuk
mencegah supaya tidak segera cuci darah, cuman kalau kreatinnya sudah mencapai angka
seperti angka yang sekarang ini mau gak mau nantinya ayah harus cuci darah.
Mendengar kata dokter itu hatiku rasanya pedihhh banget, aku tidak pernah
menyangka kenapa ayah bisa sampai kena gagal ginjal. Aku pun tidak
menceritakannya pada ayah. Aku menunggu waktu yang tepat untuk menceritakannya.
Akhirnya sewaktu pulang dr opname yang pertama selang satu bulan kondisi ayah
semakin lemas, ayah pun minta di rujuk ke rumah sakit lagi tapi ke rumah sakit
yang berbeda dan dengan dokter yang berbeda, karena ayah tidak percaya kalau
ayah divonis gagal ginjal. Bahkan waktu dirumah ayah oun pernah bilang ke aku
kalau ayah ini tidak sakit gagal ginjal nduk, ayah cuman kurang makan saja.
Mendengar perkataan itu aku merasa sangat lega karena ada harapan ayah untuk sembuh.
sesampainya di rumah sakit medika mulya tuban setelah uji lab dokter jaga
menyarankan ayah langsung dirujuk ke rsud saja, karena ayah harus segera cuci
darah jadi dokter di medika mulya tidak bisa menangani. Akhirnya ayah dirujuk
ke rsud tapi ditangani oleh dokter yang sama, merasa sedikit enakan ayah minta
pulang, tak berselang lama sekitar 1 minggu ayah minta di opname lagi, akhirnya
ayah diopname dan ditangani oleh dokter yang berbeda.namun dokter yang berbeda
pun menyarankan agar ayah segera cuci darah. Ayah masih belum siap untuk dicuci
darah akhirnya ayah minta pulang saja. Dirumah cuman 3 hari kondisi ayah
semakin mengkhawatirkan, akhirnya ayah dibawa ke rumah sakit lagi dan ayah pun
mau di cuci darah. Selesai cuci darah ayah merasa badannya enak dan normal
seperti sedia kala. Tapi ternyata itu berlangsung tidak lama. Ayah masih harus
bolak-balik ke rumah sakit untuk opname. Aku sempat berfikir apakah aku harus
mengundurkan diri dari CPNS? Karena apa mungkin aku tega meninggalkan ayah
dalam kondisi sakit. Aku sempat ngbrol dengan ayah, yah ayah cepet sembuh ya
nanti aku ajak jalan-jalan yah biar ayah tau kantorku, nanti kalau aku sudah
sukses ayah aku ajak jalan-jalan ke makkah, kan ayah pernah bilang kalau ayah
pengen supaya aku bisa jadi anak yang sukses dan bisa mengajak ayah ke mekkah. Nanti
kalau kerja dijakarta aku tiap menyisihkan uang buat pulang yah biar tetep bisa
nengok ayah tiap bulan. Tapi ayah malah bilang gak usah pulang tiap bulan nduk Jakarta
sini itu jauh, pulang tiap tahun saja tidak apa-apa. Terus aku bilang kan
kondisi ayah sakit yah? Apa aku mundur dari CPNS saja yah?, mendengar ucapanku
itu ayah langsung bilang mundur gimana toh nduk? Wong wes ketrima koq mau
mundur, sudah jalani saja, gk usah mikirne ayah, nanti minta ke ibukmu untuk
mengambil uangnya buat sangu kamu dijakarta, karena uang ayah mau ayah pakai
berobat dulu. Hatiku rasanya menangis dalam keadaan sakit saja ayah masih
memikirkan untuk memberikan uang saku kepadaku. Memang dalam hal apapun aku
selalu bicara kepada ayah, dan meminta pendapat ayah, termasuk dalam hal
pasangan hidup, ayah ingin melihat aku menikah. Tapi Allah berkehendak lain..
Astaghfirullah maafkan aku ayah aku belum sempat memenuhi keinginan ayah.
Hari demi hari di bulan
ramadahan pun terlewati Dokter masih belum menjadwalkan
cuci darah rutin untuk ayah, karena pasien gagal ginjal di tuban sudah sangat
banyak dan alat cuci darah di tuban masih terbatas. Sampai pada hari terakhir
diopname ayah dioperasi pemasangan alat av shunt, tapi operasinya gagal karena
ternyata pembuluh arteri ayah mengeras sehingga alatnya belum bisa dipasang. Kondisi
ayah semakin mengkhawatirkan karena dokter belum juga melakukan cuci darah
kepada ayah. Kadar kalium ayah naik sehingga dokter harus menormalkan dulu
kondisi ayah baru kemudian dilakukan cuci darah. Hari senin tanggal 29-06-2015
kondisi ayah semakin lemas, 2 hari ini ayah sudah tidak mau minum obat atau
makan. Ketika di kamar inap tekanan darah ayah normal yaitu 130 akhirnya dokter
memutuskan ayahsegera dibawa ke ruang hemodialysis, sesampainya di ruang
hemodialysis ternyata tekanan darah ayah menurun menjadi 90, dicek ulang tambah
turun jadi 80, akhirnya perawat tidak berani melakukan cuci darah pada ayah,
dan ayah pun di persilahkan untuk istirahat lagi di kamar inap.Dari malam ayah
memalingkan wajah dan badannya terus. Sampai pada waktu saur aku Tanya ibu ayah
tidur tah buk koq menghadap kesitu terus, ibuk bilang ayahmu gak tidur, ibuk
lihat ayahmu meneteskan air mata. Melihat kondisi ayah tampak ayah sudah
pasrah, hanya doa dan dzikir yang dapat aku dan ibukku ucapkan. Sesekali ayah
melihatku dan aku langsung menuntut ayah supaya menirukan dzikir yang aku ucapkan.
Ketika ayah mulai parah aku selalu bilang ayah ayok minta Allah kekuatan yah
Laa Haula wa laa quwwata illa billah, tak henti-hentinya mengucap dzikir dan
memberi semangat kepada ayah. Padahal sebenarnya hati ini sangat pedih, tapi
air mata tidak boleh menetes, wajah harus tetap terlihat tegar. Karena dulu
ketika ayah sempat kejang sehabis kejang pun ayah masih sempat bilang ke aku
dan ibu bahwa kita gak boleh nyerah, harus tetep kuat.Sampai pada akhirnya
waktu ashar ayah kejang lagi. Aku sudah mulai pasrah, pada awalnya aku selalu
berdoa supaya Allah memberikan kekuatan dan kesembuhan pada ayah, tapi setelah
ashar itu aku mulai pasrah ya Allah aku pasrahkan kepada Allah mana yang
terbaik buat ayah. Ibukku aku minta untuk membacakan Al-ikhlas berulang-ulang. Dan
aku pun tetap membacakan yasin dan menuntun ayah mengucap dzikir. perawat yang
menangani ayah juga membantu mengucapkan dzikir dan menyuruh aku mengucapkan
dzikir ke telinga ayah. Pada waktu itu ayah kejang lagi perawat sudah tidak
bisa menangani apa-apa, hanya doa dan dzikir yang dapat kami lakukan. Entah
dari mana datangnya dzikir yang aku tuntunkan ke ayah yang pada awalnya Laa
Haula wa laa quwwata illa billah kemudian berubah menjadi Astaghfirullah hal
adhim, berulang ulang kami ucapkan kemudian aku bisikkan ke telinga ayah
Astaghfirullah hal adhim alladzi laa ila ha illa huwal hayyul qoyyum wa atubu
ilaih, asyhadu alla ila ha illallah wa asyhadu anna muhammadarrousulullahsetelah
itu nafas ayah pun terhenti, detak jantungnya masih ada. Tapi sudah tidak bisa
dipacu dan akhirnya detak jantung ayah pun menunjukkan sudah tiada.. Inna
lillahi wa inna ilaihi roji’un
Subhanallah semoga ayahmu di tempatkan bersama sama lekasih allah..
BalasHapus.dan sukses selalu buat km ndok..
Aq tidak bisa menahar air mata ini...dan hanya bisa bilang subhanallah betapa besar hati ayahmu..
Aamiin.. Makasih banyak mbak
Hapustulisan yg bagus, bagaimanapun kita harus ridho atas ketetapan Allah, aq paham bgt krn aq jg udh kehilangan 3 org yg aq cintai sekaligus diwaktu yg sama bahkan diwaktu sidang TA kemarin (tahun 2014) tapiiii.... janganlah bersedih...berputus asa...hilang harapan dan minder...^^
BalasHapusingatlah ALLAH... sebagaimana sesudah kesulitan pasti ada lebih dari satu kemudahan...
ingatlah bahwa setiap hari kamu berikhrar kepadaNYA...
"iyyaaka na'budu wa iyyaaka nasta'in"
hanya kepadaMU kami menyembah dan hanya kepadaMU kami meminta pertolongan..
maka marilah kita meminta kepadaNYA terutama di waktu sahur...
ujian yang kamu hadapi dapat menjadi suatu tanda DIA menyayangimu...
Rosulullah bersabda yang maknanya
"setiap sakit yang dialami seorang hamba...setiap kegundahan yang dirasakan seorang hamba bahkan tertusuk duri kecil saja dapat menghapus dosa2 kecil hamba tersebut hingga ia berjalan di muka bumi tanpa dosa yang melekat padanya"
salam kenal yaa... aq gak tau kpn km jd friendslist fb ku... bahkan aq baru tau kl kita sama2 anak PENS... hehehe...
Iya mbak.. Laa tahzan
HapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Hapusterharu q.... :(
BalasHapus:-)
HapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Hapusperjuangan dan cobaan yang sangat luar biasa. tp percaya lah kawan rencana tuhan pada akhirnya akan berbuah sangat indah ......
BalasHapusIya zin...
HapusYa Allah, mbak :') Aku nangis di paragraf terakhir :'. Semoga mbak sekeluarga diberi keihklasan dan kekuatan ya, mbak. Dan ayah diberi tempat terbaik di sisi-Nya :')
BalasHapusAamiin.. Makasih banyak ya dek
BalasHapusLewat perjuangan dan do'a akhirnya engkau bisa mewujudkan apa yg mereka cita-citakan.Kita bernasib sama.Tp kamu masih lebih beruntung,masih mendapatkan kasih sayang seorang ayah.Aq yg masih kecil masih kelas TK harus ditinggalkan ayah dan kakakku.Kami dari keluarga yg tidak mampu hanya seorang petani kecil tdk sanggup membiayai sekolah bahkan kuliah.Alhamdulillah Allah memberi jalan lewat do'a2 kami hingga sekarang kami semua bs mandiri.Mudah2an orang tua kita diampuni dosa2nya dan ditempatkan ditempat yg terbaik disisi-Nya.Amin...
BalasHapusMaafkan aq yg dulu selalu menganggumu.Tetap melangkah n never say die.Good Luck!